Optimalisasi budidaya; manfaatkan strategi penggunaan sarana dan prasarana yang tepat
Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Batam telah mengembangkan produksi Ikan Bawal Bintang yang efektif dan efisien sehingga mudah diaplikasikan pada masyarakat. Selain bawal Bintang yang menjadi komoditas utama, Kepala Balai Perikanan Budidaya Laut Batam Drh. Toha Tusihadi mengatakan, Kakap Putih dan Kerapu Macan juga menjadi komoditas andalan di BPBL Batam.
Bicara mengenai Bawal Bintang, BPBL Batam memang pertama kali yang mengorbitkan komoditas satu ini. Toha mengatakan, BPBL Batam adalah balai pertama di Indonesia yang berhasil memijahkan bawal bintang dan saat ini sudah mampu menghasilkan indukan di mana indukan yang dihasilkan sudah dikirim ke Lampung, Kalimantan, bahkan Ambon.
Senada dengan Toha, Koordinator pembesaran Keramba Jaring Apung BPBL Batam Sahidan Muhlis, S.Pi, MP mengatakan, “Balai pertama yang bisa memijahkan Bawal Bintang adalah BPBL Batam, selain itu kami menguasai teknologi yang bahkan Malaysia pun tidak bisa, jadi kami sudah bisa produksi sendiri,” pungkas Muhlis.
“Saat ini 90% benih Bawal Bintang berasal dari BPBL Batam. Hampir seluruh budidaya Bawal Bintang di Indonesia sumber benihnya adalah dari BPBL Batam, serta dominasi produksi benih di balai kami ialah benih bawal bintang,” tutur Toha.
Seperti yang dilansir BPBL Batam dalam situsnya, untuk terus memenuhi permintaan para pembudidaya melaksanakan program BPBL Batam dalam bantuan benih, maka Unit Pembenihan Balai Perikanan Budidaya Laut Batam telah melakukan pemanenan larva Bawal Bintang sebanyak 529.000 ekor.
Penebaran dilakukan dalam 4 bak ukuran 6 m3 dengan padat tebar 15 ekor/liter. Dari penebaran ini diharapkan dapat dipanen sebanyak 70.000 ekor, benih ukuran 3-4 cm pada umur 35 hari.
Selain untuk penebaran di BPBL Batam, larva yang dihasilkan juga dikirim ke unit pembenihan binaan BPBL Batam, yaitu di Balai Benih Ikan Pantai (BBIP) Pengujan sebanyak 200 ribu telur.
Melihat kontribusi tersebut, Toha memberikan apresiasi kepada Tim Unit Pembenihan di bawah kendali (Ipong Adiguna, S.St.Pi) sebagai pelaksana. “Dengan keberhasilan panen ini kita harapkan permintaan dan bantuan untuk masyarakat khususnya para pembudidaya di bawah binaan BPBL Batam dapat terpenuhi,” ujar Toha.
Tidak hanya itu, Toha menuturkan, produksi benih Kakap Putih juga termasuk andalan BPBL Batam. Bahkan, tambah Toha, BPBL Batam mengirimkan larva Kakap Putih umur satu hari ke Ambon, Lombok, Bali, dan Karawang.
“Nanti di sana dibenihkan dengan memanfaatkan telur dan larva dari tempat kami, jadi nanti prosesnya panjang mungkin benih yang ada di sana telurnya dari di sini,” tambahnya.
Gunakan keramba jaring apung aman dan nyaman
Selain didukung dengan sumber daya manusia (SDM) yang berkompeten, kata Toha, salah satu faktor suksesnya budidaya perikanan adalah ditunjang dari penggunaan sarana prasarana yang berkualitas, aman dan nyaman.
Pada lingkup budidaya, sarana dan prasarana tersebut ialah keramba jaring apung (KJA). Menggunakan KJA yang berkualitas serta ramah lingkungan adalah pilihan yang logis dan realistis. Seperti balai perikanan lainnya, KJA Aquatec menjadi pilihan BPBL Batam untuk menunjang budidaya perikanan yang modern.
Toha menjelaskan, dahulu BPBL Batam menggunakan KJA kayu namun hanya bertahan sekitar 2-3 tahun saja, sekarang BPBL Batam menggunakan KJA Aquatec karena dikenal kokoh bisa sampai 20 tahun penggunaan masih tetap prima.
Berbeda dengan dulu, ungkap Muhlis, sebelumnya BPBL Batam menggunakan lubang KJA tradisional dari kayu namun sudah hanyut semua karena terpaan ombak besar. Sebelumnya KJA impor dari luar negeri juga sudah dicoba, akan tetapi sudah rusak dan tidak dipakai.
Lanjut Muhlis, sejak tahun 2013 sampai sekarang BPBL Batam menggunakan KJA Aquatec produksi dalam negeri untuk memenuhi 206 lubang. “Pilihan KJA Aquatec karena kekuatannya, daya apungnya lebih kuat, lebih memudahkan kita untuk bekerja, serta tidak repot dalam hal maintenance,” tambah Muhlis.
Sama halnya Muhlis, Toha menuturkan, KJA Aquatec memiliki keunggulan dalam hal kekuatan bahan dan struktur, daya tahan pakai lebih lama, tahan terpaan ombak, modifikasi lebih mudah karena bisa dilakukan banyak modifikasi yang telah disediakan.
Hasil penen dari penggunaan KJA Aquatec cukup baik, Toha menambahkan, hal penting adalah kenyamanan dan keamanan pembudidaya saat berada di atas KJA, produk ini sudah teruji tahan ombak serta tidak terlalu banyak perbaikan otomatis berpengaruh pada efektivitas kerja
Optimalisasi
Di BPBL Batam, KJA Aquatec digunakan untuk pembesaran guna mempersiapkan calon indukan seperti induk ikan bawal, kerapu macan, kakap putih yang nantinya diserahkan ke divisi induk.
Balai ini tahu betul kualitas KJA yang identik dengan warna biru dan kuning ini. Hal tersebut terlihat dari apa yang disampaikan Toha, menurutnya BPBL Batam ingin terus mengoptimalkan penggunaan KJA yang ada.
Jadi, kata Toha, optimalisasi tersebut akan dibuat pola siklus sehingga nanti ketersediaan ikan konsumsi itu ada di sepanjang waktu. “Jadi kita punya program misal bulan ini harus menebar berapa, bulan selanjutnya menebar berapa. Dari program tersebut akan ada target dari setiap komoditas seperti Bawal Bintang, Kakap Putih, dan Kerapu yang bisa memproduksi masing-masing 1-2 ton per bulan,” tambahnya.
Optimalisasi tersebut terlihat hasilnya, penggabungan antara strategi budidaya dan penggunaan KJA yang tepat, program sudah dirintis dari bulan September lalu mendapatkan hasil yang maksimal.
Namun, optimalisasi tidak hanya sampai di situ saja. Muhlis mengatakan, perlu adanya pasar yang lebih luas, jangan hanya ketergantungan di pasar lokal saja. Dengan jumlah keramba dan SDM yang mumpuni dirasa mendapatkan hasil panen 1–2 ton itu tidak terlalu sulit, namun yang menjadi kendala jika hasil melimpah tetapi pasar yang tersedia terbatas, akan ada hasil yang tidak termanfaatkan.
“Di sini gudangnya bawal, ingin produksi berapapun bisa, namun harus ada perluasan dalam sektor pemasaran, tidak hanya pasar lokal saja agar seluruh hasil penen dapat termanfaatkan secara maksimal,” jelas Muhlis. (Resti/Adit)