loader
ID EN

Peningkatan Produksi Rumput Laut Yang Ramah Lingkungan

Indonesia adalah salah satu negara penghasil rumput laut terbesar di dunia. Sebagai bagian dari segitiga karang (coral triangle) dunia, Indonesia memiliki 550 jenis varian rumput laut bernilai ekonomis tinggi. Pada tahun 2019, Indonesia menjadi produsen nomor satu rumput laut Euchema cottoni dan menguasai 80% pasar global, dengan volume produksi mencapai 9,6 juta ton rumput laut basah (sumber: FAO).

Hanya saja, dari tahun ke tahun sejak 2015 hingga 2022, produksi rumput laut Indonesia terus menurun (sumber: BPS). Yang mana pada tahun 2015 Indonesia menghasilkan 11,2 juta ton rumput laut, pada tahun 2022 Indonesia hanya menghasilkan 9,2 juta ton rumput laut, penurunan sebesar 18%. Hal ini sangat disayangkan, karena rumput laut adalah komoditas yang dibutuhkan oleh berbagai industry mulai dari pangan, kosmetik, hingga medis, dengan jangkauan pasar yang sangat luas. Oleh karenanya, perlu diselidiki penyebab dari menurunnya produksi rumput laut ini.

Apabila kita tinjau provinsi-provinsi penghasil rumput laut di Indonesia, bisa kita lihat bahwa Kalimantan Utara adalah salah satu provinsi penghasil rumput laut terbesar di Indonesia. Kabupaten Nunukan adalah salah satu kabupaten penghasil rumput laut terbesar di Kalimantan Utara, dengan produksi rumput laut sebesar 109.884 ton pada tahun 2021.

Saat ini, budidaya rumput laut di Indonesia masih menggunakan botol plastik bekas. Botol plastik bekas diikat dengan tali dan digantungi bibit rumput laut. Umumnya, botol plastik bekas hanya digunakan untuk satu siklus panen saja dan kemudian dibuang menjadi sampah.

Berdasarkan data dari Kompas.com, industry rumput laut di Nunukan setiap bulannya menghasilkan 25 ton limbah botol plastik bekas. Dalam 1 tahun, limbah botol plastik yang dihasilkan di satu kabupaten Nunukan saja sudah mencapai 300 ton per tahun. Hal ini tidak ramah lingkungan, scalable, maupun sustainable. Tidak hanya botol plastik bekas mencemari lingkungan untuk jangka panjang, kapasitas produksi juga tidak bisa digenjot dikarenakan pelu pengadaan botol plastik bekas setiap kali memulai siklus baru budidaya rumput laut. Isu pencemaran lingkungan dari budidaya rumput laut secara tradisional telah mengakibatkan disorot dan dikritiknya Indonesia oleh organisasi-organisasi internasional seperti WHO dan WWF.

Itulah salah satu penyebab utama produksi rumput laut di Indonesia terus menurun sejak tahun 2015. Metode tradisional menggunakan botol plastik bekas tidak efisien karena memerlukan penggantian setiap tahun, dan sampah botol plastik bekas menimbulkan masalah sosial dan pencemaran pantai yang menghambat pertumbuhan industry rumput laut. Selain itu, botol plastik bekas juga mudah rusak dan mudah tenggelam, sehingga rumput laut yang digantung tidak bisa terlalu besar. Dengan demikian, kapasitas produksi rumput laut Indonesia per hektar juga terbatas.

Dengan hasil produksi rumput laut Nunukan sebesar 100 ribu ton per tahun menghasilkan 300 ton sampah botol plastik bekas per tahun, apabila angka ini kita interpolasikan dengan produksi rumput laut Indonesia 9,2 juta ton per tahun, maka bisa diperkirakan bahwa Indonesia menghasilkan sekitar 30.000 ton sampah botol plastik bekas atau setara dengan 6 kapal destroyer Amerika Serikat setiap tahunnya. Tidak heran industry rumput laut Indonesia mengalami stagnasi dan bahkan penurunan.

Oleh karenanya, dibutuhkan alternatif pelampung bagi industry rumput laut untuk menggantikan botol plastik bekas tersebut. Aquatec menyediakan Buoy Rumput Laut Ramah Lingkungan sebagai solusi terhadap pencemaran lingkungan akibat botol plastik bekas. Buoy Aquatec diproduksi dari bahan HDPE dengan kontruksi yang kuat dan ketebalan yang memadai, sehingga memiliki umur pakai minimal 10 tahun hingga 20 tahun. Apabila panen rumput laut dilakukan 8 kali setahun, maka ketahanan dari buoy Aquatec adalah minimal 80 siklus panen, yaitu 80 kali lebih lama dari cara tradisional menggunakan botol plastik bekas. Di akhir masa pakai 20 tahun, buoy HDPE ini dapat didaur ulang. 

Dengan menggunakan buoy Aquatec, masalah pencemaran lingkungan dari budidaya rumput laut metode tradisional dapat teratasi. Budidaya rumput laut tidak akan menghasilkan limbah dan bisa di-scale up untuk memenuhi potensi produksi rumput laut Indonesia secara maksimal.






posts List on Aquatec