Pesona Bangsring di Banyuwangi yang Wakili Indonesia di Penghargaan UNWTO
Jakarta - United Nation World Tourism Organization (UNWTO) Awards kembali digelar tahun ini. Sejumlah destinasi wisata di penjuru dunia akan dinilai untuk memperebutkan penghargaan tersebut.
Dari Indonesia, ada sebanyak 19 tempat wisata yang ditunjuk menjadi jagoan dalam UNWTO Awards 2016. Ada 2 di antaranya yang berada di Banyuwangi yakni Kelompok Nelayan Rumah Apung Desa Bangsring dan Ijen Resort.
Pengelola Rumah Apung Bangsring mengaku bangga dan terharu atas kesempatan itu. Penunjukan ini juga akan dimanfaatkan untuk menambah semangat melakukan konservasi.
"Tentunya bangga dan terharu dipercaya jadi salah satu nominasi mewakili Indonesia di tingkat internasional," kata ketua kelompok nelayan Bangsring, Ikhwan Arief saat berbincang dengan detikTravel, Kamis (6/10/2016).
(Kartika Sari Tarigan/detikTravel) |
Ikhwan dan teman-temannya selama ini memang merawat dan melakukan konservasi di area sepanjang 15 hektar itu. Banyak kegiatan yang dilakukan bersama masyarakat setempat untuk menyadarkan dan mendorong masyarakat mencintai kehidupan bawah laut.
"Yang kami lakukan, pengawasan kawasan, artinya kelompok kita melakukan pengawasan terhadap pelestarian terumbu karang, pengawasan laut. Sehingga tidak ada lagi illegal fishing yang dilakukan itu, tidak terjadi lagi di sini," ungkap Ikhwan.
"Kedua upaya kegiatan konservasi, seperti penanaman terumbu karang, konservasi pesisirnya, penanam mangrove, pembuatan terumbu karang buatan," imbuhnya.
Kelompok Nelayan Rumah Apung Desa Brangsing masuk dalam kategori Innovation in Non-Govermental Organization dengan Fisherman and the act for biodiversity program. Ada juga Gunung Nglanggeran Yogyakarta-Nglangeran Edu Village for tourism yang ada di urutan teratas.
(Kartika Sari Tarigan/detikTravel) |
Setelah itu, ada Desa Wisata Lekuk 5 Tumbi Lempur di Kerinci, Jambi-Lake Kaco new local wisdom eco tourism, Travel Sparks-Travel with cause serta Yayasan Bali Global dalam kategori yang sama.
Ikhwan mengisahkan, dahulu kala Bangsring bukanlah tempat yang dapat dinikmati keindahan bawah lautnya. Nelayan yang mencari ikan kerap menangkap dengan cara melempar bom yang serta merta merusak terumbu karang.
Dengan segala upaya yang dilakukan Ikhwan bersama 100 orang temannya, saat ini perilaku menangkap ikan sudah menuju ke arah yang lebih baik. "Sekarang 95 persen (penangkap ikan) sudah berubah lebih ramah lingkungan. Pola tangkap lebih ramah lingkungan, kalau kotor nelayan sudah mulai mau membersihkan. Di laut dan pantainya," ujar Ikhwan.
(Kartika Sari Tarigan/detikTravel) |
Saat ini kawasan wisata dan pantai Bangsring dibuka untuk umum secara gratis. Tidak sedikit wisatawan yang menghabiskan sore dengan duduk bersama kerabat dan memandang langsung ke selat Bali. Bahkan di akhir pekan, jumlah pengunjung bisa mencapai ribuan orang.
Traveler juga bisa merasakan langsung sensasi bawah laut dengan snorkeling. Atau sekadar menikmati pemandangan dari rumah apung. Hanya perlu merogoh kocek Rp 5.000, pengunjung akan diantar menggunakan perahu ke rumah apung Bangsring.
Dari rumah apung Bangsring, pengunjung bisa memberi makan ikan-ikan yang berada di bawah laut. Saat melempar roti, hup! puluhan ikan akan berenang ke permukaan untuk menangkapnya.
(kst/krn)