loader
ID EN

BBPPBL Gondol Memanfaatkan KJA Bundar Berdiameter Besar Untuk Si Perenang Cepat

 

KJA Bundar Aquatec untuk pemeliharaan induk ikan tuna

Ikan tuna dikenal sebagai perenang cepat dan angka kematian terbesar dalam pemeliharaan  dikarenakan tuna sering menabrak dinding. Kondisi ini dapat diperbaiki dengan penggunaan KJA Bundar sebagaimana yang telah dilakukan di BBPPBL Gondol.

Terletak di Dusun Gondol, Desa Penyabangan, Kecamatan Grokgak, Kabupaten Buleleng, Bali, Balai Besar ini berperan penting sebagai pelaksana kegiatan penelitian dan pengembangan strategis perikanan budidaya laut.

Kepala BBPPBL Gondol, Ir. Bambang Susanto, M.Si menjelaskanbanyak program yang sedang dijalankan oleh BBPPBL Gondol saat ini. Program penelitian tersebut diantaranya penelitian dan pengembangan teknologi perbenihan dan pembesaran ikan laut, krustasea dan kerang-kerangan.

“Tak kurang sedikitnya ada 29 kegiatan penelitian dan pengembangan yang tengah dilakukan. Tapi yang utama untuk mendukung program Kementerian adalah program aplikasi teknologi adaptif lokasi,” kata Bambang.

Bambang melanjutkan, saat ini BBPPBL Gondol ada 6 Komoditas yang menjadi unggulan diantaranya, bandeng, tuna sirip kuning, abalon, teripang, kerapu sunu, dan lobster. “Namun yang menjadi fokus di keramba jaring apung (KJA) bundar adalah ikan tuna sirip kuning,”

Ikan Tuna Sirip Kuning yang di budidayakan di KJA Bundar Aquatec

Ikan Tuna Sirip Kuning yang di budidayakan di KJA Bundar Aquatec

Awalnya pada tahun 2001 pemerintah Indonesia dan Jepang melakukan kerjasama dalam bentuk penelitian perbenihan ikan tuna sirip kuning yang dilaksanakan di BBPPBL Gondol hingga tahun 2010. Kerjasama ini telah berhasil mengembangkan teknik penangkapan, transportasi, aklimatisasi calon induk, pemeliharaan induk, pemijahan dan pemeliharaan ikan tuna. Hanya saja, ketika kerjasama dengan Jepang ini berakhir pada tahun 2010, BBPPBL Gondol harus maju menjadi ujung tombak penelitian ikan tuna di Indonesia.

Dr. Eko Prianto, Kepala Bidang Pelayanan Teknis dan Sarana BBPPBL Gondol yang ditemui Info Akuakultur dikantornya menjelaskan bahwa awalnya tuna dipelihara di bak pemeliharaan dengan diameter 18 m agar mudah dalam pengumpulan telurnya. Namun pada saat pemijahan jantan dan betina sering menabrak dinding dan menyebabkan kematian tinggi meski dinding bak sudah diberi warna hitam dan garis-garis agar terlihat seperti jaring.

Kemudian pada tahun 2014, BBPPBL Gondol memindahkan sebagian ikan tuna dari bak dan dari hasil tangkapan ke KJA bundar Aquatec dengan diameter 50 meter. KJA bundar ini dinilai paling cocok untuk jenis ikan yang memiliki karakter perenang cepat.

“Hasilnya ternyata sangat bagus dimana tingkat kelangsungan hidup (survival rate) jantan dan betina yang dipelihara meningkat drastis dengan tidak adanya sudut. Kita bisa panen telurnya menggunakan katamaran dan baru ditetaskan di darat kemudian,” ujar Wawan Andriyanto, M.Sc, Kepala Seksi Kerjasama dan Pelayanan Penelitian dan Pengembangan BBPPBL Gondol melengkapi.

“KJA bundar berdiameter besar dapat digunakan untuk pembesaran dan pemeliharaan induk ikan tuna yang merupakan perenang cepat. Hal ini dikarenakan sesuai dengan habitat hidupnya yang membutuhkan arus dan hidup pada laut dalam, pertumbuhannya pun lebih cepat karena kemauan makannya lebih banyak dibanding tuna yang dipelihara di bak. Selain itu tuna dapat memijah secara alami dan menghasilkan telur,” imbuh Wawan.

Kepala BBPPBL Gondol, Ir. Bambang Susanto, M.Si menyampaikan bahwa keuntungan menggunakan KJA bundar dari Aquatec ini pemasangannya mudah dan dapat dibongkar atau dipindah sesuai kebutuhan. Menurut Bambang, KJA ini sudah berbahan HDPE dan tidak menggunakan styrofoam sehingga ramah lingkungan, memiliki usia pakai lama, dalam hal perawatan sangat mudah serta efisien.

“Selain itu masa pakai KJA bundar juga lebih lama, awet, dan perawatannya lebih mudah. KJA dari bahan HDPE ini tidak mudah ditempeli hewan-hewan laut seperti teritip. KJA Bundar cocok untuk ikan perenang cepat seperti tuna, bandeng, dan kakap. Sementara KJA persegi cocok untuk budidaya kerapu dan lobster,” jelas Bambang mendetail.

Ia menambahkan, biaya pemeliharaan di KJA Bundar dinilai lebih rendah karena tidak perlu listrik. Tidak perlu pompa untuk arus air tapi sesuai dengan kondisi arus di alam. Kalo menggunakan bak perlu listrik 24 jam, belum perawatan untuk pompanya.

“Kekurangannya cuma satu yaitu biaya investasinya lebih mahal dibanding keramba dari kayu atau bambu. Namun jika dibandingkan dengan lamanya masa pakai tentu sangat sebanding dengan nilai investasi yang digelontorkan,” kata Bambang.

“Rencana kita akan menambah unit, di Gondol ini cukup karena stok tuna yang kita miliki belum banyak, tapi untuk KJA di Pegametan karena merupakan sentral budidaya ada kemungkinan menambah karena di sana ada perusahaan swasta baru dan pembudidaya baru yang mencari model-model KJA untuk budidayanya,” tambah Wawan.

Fasilitas di BBPPBL Gondol

BBPPBL Gondol menggunakan dua model budidaya yaitu KJA persegi dan KJA bundar. KJA persegi berada di Pegametan: KJA kayu ada 12 unit dan 52 lubang diisi oleh ikan kerapu sunu, lobster. KJA persegi Aquatec ada 3 unit dan 19 lubang, masing-masing sejak tahun 2010, 2012 dan 2014 serta diisi oleh kerapu cantang. Selain itu ada juga KJA oktagonal Aquatec yang cocok untuk pemeliharaan ikan bandeng karena sifatnya yang cenderung bergerak secara berkoloni.

KJA bundar terletak di teluk yakni 500 meter dari pantai BBPPBL Gondol, dan jarak antara KJA bundar satu dengan yang lain 100 meter, dimana peletakan KJA bundar di kedalaman laut 20-30 meter dengan tekstur permukaan laut berpasir tidak ada karang dan KJA relatif terlindung dari terpaan ombak.

Sejak 2,5 tahun lalu atau sejak 2014 KJA bundar telah diisi ikan tuna untuk induk dan penggemukan, dan saat ini induk berukuran 50-70 kg. KJA bundar Aquatec diameter 50 m ada dua unit, dimana 1 kja bundar digunakan untuk pemeliharaan induk dengan 80 ekor induk dan 1 kja bundar untuk penggemukan. KJA bundar Aquatec berdiameter 32 m diisi 1 ekor tuna yang digunakan untuk penelitian penggemukan. (ADV)


posts List on Aquatec