loader
ID EN

Peran BBPBL Lampung Dalam Mengembangkan Benih Ikan Kakap Merah Strain Taiwan (Lutjanus Malabaricus)

Balai Besar Perikanan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung yang terletak di Jalan Yos Sudarso, Desa Hanura, Kec. Padang Cermin, Kab. Pesawaran, Lampung merupakan Lembaga yang dibentuk oleh Direktorat Jenderal Perikanan berdasarkan KEPPRES RI No. 23 Tahun 1982 dan SK Menteri Pertanian Nomor 437/Kpts/Um/7/1982. Lembaga ini awalnya dibentuk sebagai Balai Budidaya Laut (BBL) Lampung. Berkat berbagai prestasi dibidang pengembangan teknologi perikanan budidaya laut di Indonesia maka lembaga ini sejak Februari 2014 menjadi Balai Besar Perikanan Budidaya Laut (BBPBL). 


Balai Besar Perikanan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung telah berhasil membudidayakan berbagai jenis komoditas, dimana komoditas ini merupakan unggulan yang menjadi senjata ekspor Indonesia selain udang. Komoditas tersebut terbagi menjadi dua kategori yaitu :

> Ikan bersirip seperti Kakap Putih (Lates calcarifer)

www.bbpbl-lampung.com

> Kakap Merah (Lutjanus johni)

www.bbpbl-lampung.com

> Bawal Bintang (Trachinotus blochii)

http://www.dunia-perairan.com

> Kerapu Kertang (Epinephelus lanceolatus)

www.bbpbl-lampung.com

> Kerapu Tikus (Cromileptes altivelis)

www.semuaikan.com

> Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttatus)

www.bbpbl-lampung.com

> Kerapu Sunu (Plectropomus maculatus)

http://merahmatafishing.blogspot.co.id

> Cobia (Rachycentron canadum)

www.trobos.com

> Badut/Nemo (Amphiprion ocellaris)

www.wikipedia.com

> 2. Ikan tak bersirip seperti Teripang (Holothuria scabra)

http://nationalgeographic.co.id

> Kuda Laut (Hippocampus kuda)

www.bbpbl-lampung.com

> Abalone (Haliostis asinina supertaxa)

www.wikipedia.com

> Rumput laut (Gracillaria sp, Kapahycus alvarezii)

www.bbpbl-lampung.com

Menurut Kepala BBPBL Lampung Mimid Abdul Hamid dari semua jenis komoditas yang dikembangkan, yang menjadi unggulan adalah kakap putih, cobia, dan bawal bintang. BBPBL Lampung sudah berhasil memproduksi kakap putih, cobia dan bawal bintang secara massal, bahkan BBPBL Lampung berhasil mengembangkan pola budidaya udang vannamei di keramba jaring apung (KJA) laut.

Komoditas tersebut berhasil dibudidayakan di BBPBL Lampung dengan hasil yang sangat memuaskan karena dalam mencapai keberhasilan pembenihan dan pembudidayaan, menurut Kepala Bidang Uji Terap Teknik dan Kerja Sama, BBPBL Lampung, Evalawati, SP., MM., program kerja yang dikerjakan BBPBL Lampung selain melakukan kegiatan budidaya, yaitu dengan menjalankan program sertifikasi Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) dan Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB). Hal ini terbukti di tahun 2015, terkait dengan teknologi budidaya laut pada Rakernis (Rapat Kerja Teknis) di Bogor, BBPBL Lampung mendapat prestasi tenaga kerja terbaik peringkat ke-2 dari seluruh UPT DJPB. “Sebenarnya kami belum tahu apa indikator yang membuat prestasi itu tetapi mulai tahun 2013 kami selalu mengerjakan Indikator Kinerja Utama (IKU) secara rutin setiap triwulan. Kami melaporkan tingkat capaian daripada target IKU, mungkin penilaiannya dilihat dari IKU,” tambah Eva. 

Prestasi BBPBL Lampung yang telah dicapai karena didukung oleh sumber daya manusia (SDM) yang terampil dan berkualitas, program CBIB maupun CPIB yang dijalankan, juga karena ketersediaan dari Sarana dan Prasarana yang terbilang lengkap, yaitu dengan adanya Bak Induk, Hatchery, Bangsal Pendederan, Keramba Jaring Apung, Laboratorium Penguji Kesehatan Ikan, Laboratorium Penguji Kualitas Air, Laboratorium Pakan Alami,

Laboratorium Ikan hias, Laboratorium Nutrisi, dan Instalasi Way Muli. Selain itu BBPBL Lampung selalu menjalin kerjasama dengan pihak-pihak lain termasuk pihak swasta, Dinas Perikanan dan Kelautan dari kabupaten lain, Universitas, dan Instansi lainnya.

Belum lama ini BBPBL Lampung kembali berhasil menambah prestasi, komoditas baru dalam dunia perikanan budidaya berhasil dikembangkan Pemerintah Indonesia. 

kakap merah Strain Taiwan (Lutjanus Malabaricus)

www.bbpbl-lampung.com

Komoditas tersebut adalah jenis kakap merah Strain Taiwan (Lutjanus Malabaricus) yang menjadi inovasi dari UPT BBPBL Lampung.  Sebagai inovasi baru, jenis komoditas baru tersebut kini sudah mulai dilakukan pembenihan secara massal. Pengembangan tersebut dibawah pemantauan penuh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).  

Berkaitan dengan keberhasilan mengembangkan inovasi baru ikan kakap merah strain Taiwan, kepala BBPBL Lampung Mimid Abdul Hamid menjelaskan, ikan tersebut memang memiliki kelebihan dibandingkan dengan ikan jenis yang lain.  Kelebihan itu, diantaranya pertumbuhan yang relatif cepat, memiliki toleransi tinggi terhadap lingkungan seperti salinitas, suhu dan kekeruhan, responsif terhadap pakan buatan, tahan terhadap penyakit dan tingkat kanibalismenya rendah.

Sebagai komoditas baru, Mimid menjelaskan bahwa teknik pemeliharaan larva kakap merah tersebut mengadopsi teknologi yang digunakan dalam pemeliharaan larva kakap putih dan kerapu.  Teknik tersebut memberi hasil yang bagus karena ikan tersebut mampu tumbuh sangat cepat dibandingkan dengan ikan kakap putih dan kakap merah jenis lain.  “Penilaian itu adalah hasil dari pengamatan pemeliharaan benih kakap merah strain Taiwan pada fase pendederan sampai dengan umur 60 hari pemeliharaan atau dua bulan,”kata dia.

Mimid memaparkan, kelebihan tersebut bisa dilihat dari periode pertumbuhan dengan waktu sama namun menghasilkan produksi lebih bagus. Jika pada umur 60 hari jenis kakap lain hanya mengalami pertambahan berat sekitar 3-4 gram, maka ikan kakap merah strain Taiwan ini mampu mencapai berat hingga 12 gram (panjang 7 cm).  “Tim kami telah berhasil melampaui fase kritis dalam tahap pembenihan yaitu fase pemeliharaan larva dengan capaian SR ( survival rate / daya hidup) hingga 10% atau paling tinggi dibanding ikan kakap merah yang lainnya yang hanya mencapai 7%” papar dia.

Keberhasilan budidaya ikan di BBPBL Lampung tentunya karena adanya metode budidaya yang baik dalam teknis budidaya yang dikembangkan. Mimid menjelaskan, dari tiga tahapan budidaya, yakni pendederan, penggelondongan dan pembesaran, hampir semuanya dilakukan di laut.

keramba jaring apung

Kegiatan pemeliharaan induk merupakan kegiatan awal dalam mata rantai untuk kegiatan perbenihan, karena itu produksi telur sangat tergantung dari ketersediaan calon induk, baik jumlah maupun kualitasnya. Sebelum melakukan pemijahan calon-calon induk harus diseleksi terlebih dahulu. Induk yang di pilih sebaiknya adalah induk yang tidak cacat, sisiknya utuh, tanpa luka pada badan dan sirip. Pemijahan akan menghasilkan telur ikan, telur ikan yang akan ditetaskan harus yang berkualitas karena pemeliharaan larva inilah merupakan kegiatan utama pada usaha perbenihan ikan dalam menghasilkan benih. Pengelolaan dalam pemeliharaan larva meliputi persiapan bak, pemberian pakan hidup maupun pakan buatan, dan pengelolaan kualitas air sebagai media pemeliharaan. Khusus tahapan pendederan dilaku­kan di darat menggunakan bak terkendali atau di laut menggunakan waring ukuran 1x1x1,5 m. Untuk menekan biaya, sebagian kegiatan pendederan kini juga dilakukan di keramba jaring apung (KJA) karena tidak memerlukan kincir dan pompa air. Selama pendederan, benih diberi pakan buatan dengan penambahan vitamin dan multivitamin. Tahap selanjutnya adalah peng­gelondongan benih hasil pendederan yang dilakukan di laut menggunakan jaring mesh size (mata jaring) 0,75 - 1 inci. Tahap akhir dari pemeliharaan ikan adalah pembesaran dari benih yang sudah melewati tahap penggelondongan. Pem­besaran dilakukan di KJA dengan ukuran jaring 3x3x3 m. Semua kegiatan pembesaran dan pemeliharaan induk serta penyiapan standar dilakukan di karamba jaring apung yang dipusatkan di kawasan Teluk Lampung, Desa Hanura, Kecamatan Padang Cermin, Kabupaten Pesawaran, 100 meter lebih dari lokasi pinggir pantai balai

keramba jaring apung

Keramba jaring apung (KJA) yang digunakan tidak boleh sembarangan, harus yang berstandar. BBPBL Lampung menggunakan produk KJA dalam negeri yang sudah terbukti kualitasnya tidak kalah dengan produk luar negeri.  BBPBL Lampung hanya mempercayakan keramba jaring apung buatan pabrik PT. Gani Arta Dwitunggal Bandung dengan brand Aquatec yang merupakan satu-satunya KJA modern dalam negeri dengan kualitas yang terpercaya.  Menurut Mimid, terdapat sejumlah keunggulan yang dimiliki KJA yang terbuat dari HDPE. Di antaranya, menggunakan jaring knockless (tanpa simpul) sehingga meminimalkan risiko ikan menggosokan badannya ke sisi jaring. Lalu bahan HDPE memiliki umur teknis lebih lama mencapai 25 tahun dan bahannya pun ramah lingkungan. Khusus untuk KJA produksi Aquatec, Kepala Balai menilai, memiliki kualitas baik dan konstruksi kuat untuk menahan gelombang laut dan memudahkan untuk pengaturan. KJA Aquatec yang terbuat dari pipa-pipa lebih mudah untuk dibersihkan dari organisme penempel, seperti kerang liar (teritip).  Perencana Bahan Standardisasi, BBPBL Lampung, Drs. Hidayat Adi Sarwono, M.Sc mengatakan“KJA Aquatec sangat dirasakan manfaatnya oleh BBPBL Lampung, karena memudahkan kegiatan budidaya dari mulai proses pembesaran ikan konsumsi dan pemeliharaan induk.”

keramba jaring apung

Keberhasilan melakukan perekayasaan teknologi pembenihan yang dilakukan BBPBL Lampung, secara tidak langsung mendorong tumbuhnya sumber ekonomi baru melalui usaha kecil menengah yang didirikan di masyarakat. Fakta tersebut muncul, karena saat ini pertumbuhan hatchery skala rumah tangga (HSRT) untuk memproduksi ikan kakap merah strain Taiwan ini secara massal terus naik.

Menurut Mimid Abdul Hamid, saat ini di Lampung saja,  setidaknya terdapat 6 (enam) HSRT yang sudah mulai memproduksi benih ikan kakap merah strain Taiwan ini.  Masing-masing HSRT tersebut, mampu melakukan produksi benih dengan rata-rata mencapai 72 ribu ekor per tahun dengan ukuran rata-rata benih 7 cm. 

Salah satu pemilik HSRT di Tanjung Putus Kabupaten Pesawaran, Krisna, mengungkapkan, keberhasilan perbenihan ikan kakap merah strain Taiwan akan membantu para pembenih yang semula tidak produktif. “Dengan adanya pengenalan jenis ikan baru ini, HSRT yang semula kurang produktif jadi lebih bisa dioptimalkan kembali, apalagi kebutuhan benih saat ini terus meningkat.” Di Lampung sendiri, hingga saat ini setidaknya ada lebih dari 13 kelompok pembudidaya ikan yang sudah mulai mengusahakan budidaya kakap merah strain Taiwan.  Angka tersebut diprediksi akan meningkat terus seiring respon masyarakat yang menilai komoditas ini sangat menjanjikan sebagai alternatif usaha baru.

Untuk produksi benih di BBPBL Lampung, Mimid menyebutkan, saat ini kapasitasnya bisa mencapai minimal 15.000 ekor per bulan. Jumlah ini untuk memenuhi permintaan kebutuhan benih baik di Lampung maupun di daerah lain yang mulai tertarik seperti Riau, Bali, Situbondo, Kepulauan Seribu, dan Maluku.  Selain untuk kebutuhan HSRT, mimid menyebutkan, ketersediaan benih juga untuk mendukung program revitalisasi keramba jaring apung (KJA) yang saat ini menjadi prioritas KKP dalam mengoptimalkan pemanfaatan potensi budidaya laut nasional.  “Keberhasilan pengembangan kakap merah strain Taiwan ini menambah optimisme bahwa ke depan budidaya laut akan mampu mendongkrak kontribusi sektor perikanan bagi perekonomian nasional”, pungkas dia.