Balai Besar Perikanan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung telah berhasil membudidayakan berbagai jenis komoditas, dimana komoditas ini merupakan unggulan yang menjadi senjata ekspor Indonesia selain udang. Komoditas tersebut terbagi menjadi dua kategori yaitu :
www.bbpbl-lampung.com
http://merahmatafishing.blogspot.co.id
http://nationalgeographic.co.id
Komoditas tersebut berhasil dibudidayakan di BBPBL Lampung dengan hasil yang sangat memuaskan karena dalam mencapai keberhasilan pembenihan dan pembudidayaan, menurut Kepala Bidang Uji Terap Teknik dan Kerja Sama, BBPBL Lampung, Evalawati, SP., MM., program kerja yang dikerjakan BBPBL Lampung selain melakukan kegiatan budidaya, yaitu dengan menjalankan program sertifikasi Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) dan Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB). Hal ini terbukti di tahun 2015, terkait dengan teknologi budidaya laut pada Rakernis (Rapat Kerja Teknis) di Bogor, BBPBL Lampung mendapat prestasi tenaga kerja terbaik peringkat ke-2 dari seluruh UPT DJPB. “Sebenarnya kami belum tahu apa indikator yang membuat prestasi itu tetapi mulai tahun 2013 kami selalu mengerjakan Indikator Kinerja Utama (IKU) secara rutin setiap triwulan. Kami melaporkan tingkat capaian daripada target IKU, mungkin penilaiannya dilihat dari IKU,” tambah Eva.
Prestasi BBPBL Lampung yang telah dicapai karena didukung oleh sumber daya manusia (SDM) yang terampil dan berkualitas, program CBIB maupun CPIB yang dijalankan, juga karena ketersediaan dari Sarana dan Prasarana yang terbilang lengkap, yaitu dengan adanya Bak Induk, Hatchery, Bangsal Pendederan, Keramba Jaring Apung, Laboratorium Penguji Kesehatan Ikan, Laboratorium Penguji Kualitas Air, Laboratorium Pakan Alami,
Laboratorium Ikan hias, Laboratorium Nutrisi, dan Instalasi Way Muli. Selain itu BBPBL Lampung selalu menjalin kerjasama dengan pihak-pihak lain termasuk pihak swasta, Dinas Perikanan dan Kelautan dari kabupaten lain, Universitas, dan Instansi lainnya.
Belum lama ini BBPBL Lampung kembali berhasil menambah prestasi, komoditas baru dalam dunia perikanan budidaya berhasil dikembangkan Pemerintah Indonesia.
kakap merah Strain Taiwan (Lutjanus Malabaricus)
Komoditas tersebut adalah jenis kakap merah Strain Taiwan (Lutjanus Malabaricus) yang menjadi inovasi dari UPT BBPBL Lampung. Sebagai inovasi baru, jenis komoditas baru tersebut kini sudah mulai dilakukan pembenihan secara massal. Pengembangan tersebut dibawah pemantauan penuh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Berkaitan dengan keberhasilan mengembangkan inovasi baru ikan kakap merah strain Taiwan, kepala BBPBL Lampung Mimid Abdul Hamid menjelaskan, ikan tersebut memang memiliki kelebihan dibandingkan dengan ikan jenis yang lain. Kelebihan itu, diantaranya pertumbuhan yang relatif cepat, memiliki toleransi tinggi terhadap lingkungan seperti salinitas, suhu dan kekeruhan, responsif terhadap pakan buatan, tahan terhadap penyakit dan tingkat kanibalismenya rendah.
Sebagai komoditas baru, Mimid menjelaskan bahwa teknik pemeliharaan larva kakap merah tersebut mengadopsi teknologi yang digunakan dalam pemeliharaan larva kakap putih dan kerapu. Teknik tersebut memberi hasil yang bagus karena ikan tersebut mampu tumbuh sangat cepat dibandingkan dengan ikan kakap putih dan kakap merah jenis lain. “Penilaian itu adalah hasil dari pengamatan pemeliharaan benih kakap merah strain Taiwan pada fase pendederan sampai dengan umur 60 hari pemeliharaan atau dua bulan,”kata dia.
Mimid memaparkan, kelebihan tersebut bisa dilihat dari periode pertumbuhan dengan waktu sama namun menghasilkan produksi lebih bagus. Jika pada umur 60 hari jenis kakap lain hanya mengalami pertambahan berat sekitar 3-4 gram, maka ikan kakap merah strain Taiwan ini mampu mencapai berat hingga 12 gram (panjang 7 cm). “Tim kami telah berhasil melampaui fase kritis dalam tahap pembenihan yaitu fase pemeliharaan larva dengan capaian SR ( survival rate / daya hidup) hingga 10% atau paling tinggi dibanding ikan kakap merah yang lainnya yang hanya mencapai 7%” papar dia.
Keberhasilan budidaya ikan di BBPBL Lampung tentunya karena adanya metode budidaya yang baik dalam teknis budidaya yang dikembangkan. Mimid menjelaskan, dari tiga tahapan budidaya, yakni pendederan, penggelondongan dan pembesaran, hampir semuanya dilakukan di laut.Keberhasilan melakukan perekayasaan teknologi pembenihan yang dilakukan BBPBL Lampung, secara tidak langsung mendorong tumbuhnya sumber ekonomi baru melalui usaha kecil menengah yang didirikan di masyarakat. Fakta tersebut muncul, karena saat ini pertumbuhan hatchery skala rumah tangga (HSRT) untuk memproduksi ikan kakap merah strain Taiwan ini secara massal terus naik.
Menurut Mimid Abdul Hamid, saat ini di Lampung saja, setidaknya terdapat 6 (enam) HSRT yang sudah mulai memproduksi benih ikan kakap merah strain Taiwan ini. Masing-masing HSRT tersebut, mampu melakukan produksi benih dengan rata-rata mencapai 72 ribu ekor per tahun dengan ukuran rata-rata benih 7 cm.
Salah satu pemilik HSRT di Tanjung Putus Kabupaten Pesawaran, Krisna, mengungkapkan, keberhasilan perbenihan ikan kakap merah strain Taiwan akan membantu para pembenih yang semula tidak produktif. “Dengan adanya pengenalan jenis ikan baru ini, HSRT yang semula kurang produktif jadi lebih bisa dioptimalkan kembali, apalagi kebutuhan benih saat ini terus meningkat.” Di Lampung sendiri, hingga saat ini setidaknya ada lebih dari 13 kelompok pembudidaya ikan yang sudah mulai mengusahakan budidaya kakap merah strain Taiwan. Angka tersebut diprediksi akan meningkat terus seiring respon masyarakat yang menilai komoditas ini sangat menjanjikan sebagai alternatif usaha baru.
Untuk produksi benih di BBPBL Lampung, Mimid menyebutkan, saat ini kapasitasnya bisa mencapai minimal 15.000 ekor per bulan. Jumlah ini untuk memenuhi permintaan kebutuhan benih baik di Lampung maupun di daerah lain yang mulai tertarik seperti Riau, Bali, Situbondo, Kepulauan Seribu, dan Maluku. Selain untuk kebutuhan HSRT, mimid menyebutkan, ketersediaan benih juga untuk mendukung program revitalisasi keramba jaring apung (KJA) yang saat ini menjadi prioritas KKP dalam mengoptimalkan pemanfaatan potensi budidaya laut nasional. “Keberhasilan pengembangan kakap merah strain Taiwan ini menambah optimisme bahwa ke depan budidaya laut akan mampu mendongkrak kontribusi sektor perikanan bagi perekonomian nasional”, pungkas dia.